Pemahaman tentang hikmah-hikmah yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran tuntunan hidup dalam cerita pewayangan barangkali dalam tahap selanjutnyalah yang sebaiknya lebih diutamakan agar pembaca terutama para muda akan memahami kandungan nilai ajaran kebijakan tersebut. Penulis juga mengajak para pembaca sekalian untuk bergabung merenungi bersama-sama tentang pewayangan sebagai seni tradisi dan warisan adiluhung yang tealh kita miliki sebagai dasar budaya ketimuran yang di dalam isi ceritanya penuh dengan kearifan lokal (local genius), nilai-nilai dan ajaran kebijakan serta keluhuran sebagai batu pijakan kita hidup di dunia untuk meniti perjalanan kehidupan selanjutnya.
Penulis berupaya menyusun sebuah materi pewayangan dalam konteks dan relefansinya pada budaya Jawa dengan konsentrasi pada keterpautan pemahaman nilai filsafat terhadap pemahaman agama-agama lain yang tentunya dapat dirujuk sebagai sebuah kesepahaman yang berimbang.
Pendekatan aspek afektif dan normatif ini diharapkan dapat mengarahkan para pembaca tidak hanya memiliki pengetahuan dan wawasan, tetapi juga memiliki sikap sebagai manusia beragama yang berkepribadian lokal dan mampu mengadaptasikan ajaran yang terkandung dalam kitab suci secara bijaksana dengan sikap dan perilaku sesuai dengan lingkungan yang dipijaki.